Perjalanan kali ini cukup wah untuk melelahkan otot kedua kaki saya. Naik Bis New Ismo harus membayar Rp 20.000 dari Solo ke Bawen. Itu pun keadaan berdiri full tanpa ada kesempatan duduk barang semenit. Hehehehe. Kecewa iya tapi tak seberapa. Selama perjalanan, sepanjang Kertasura - Salatiga sempat ngobrol dengan kenalan baru. Nama nya Ita. Jelas dia seorang Cewe. Oke identifikasi di mulai.
- Nama : Ita (gak tahu nama asli atau nama lengkapnya)
- Gender : wanita
- Usia : Sekitar 22 tahun
- Tahun lahir : 1990
- Asal : Kota Palembang
- Suku Bangsa : Melayu, Palembang asli katanya
- Domisili : Yogyakarta
- Universitas : UMY
- Fakultas : Kedokteran
- Jurusan : Kedokteran Umum Angkatan 09
- Kegiatan : Co-As di RSUD Salatiga (Hingga 7 bulan kedepan)
- Tinggi : Sekitar 160 cm
- Busana : Islami (Berjilbab dia)
Pertama, saya di belakangnya. Gak Tertarik. Malah sebelum itu tertarik dengan tulisan Statistika Undip di jaket seseorang. hehehehe. Tapi gak sempat tegur sapa. Selanjutnya, Ita dia mulai bicara saat kondektur menagih uang tiket. "Pak, saya turun di RSUD Salatiga ya, saya gak tahu dimana itu", katanya. Saya langsung tahu, wah bukan orang sini. RSUD pinggir jalan saja gak tahu dan kenapa mesti pakai bahasa Indonesia juga. Oh ya, saya tahu namanya waktu akhir-akhir jumpa. Waktu masuk Pasar Sapi, saya panggil, "Mbak Dokter, Siapa namanya? Sudah mau sampai lho" langsung tahu deh kalau namanya Ita. Sayang sekali no HP belum di kasih. Ada tetangga juga sih yang kebetulan satu Bus. Pasti pikirnya, Ita itu ada hubungan apa sama saya. Aduh duh.
Kejadian unik, Si Ita itu tiba-tiba melirik-lirik ke arah bawah. Posisiku waktu itu disampingnya, masih posisi berdiri. Ulah Sopir, kami yang berdiri disuruh geser-geser ke depan. Iseng ya, telapak kakiku, aku geser ke kiri dan ke kanan. Niatnya untuk mencari perhatian. hehehe. Itu sebelum ada percakapan dan belum tahu nama Ita lho. Ternyata, dia mengambil 2 buah jeruk lalu memberikannya kepada anak kecil di sebelahnya. Oh betapa baiknya dia. Iya gak? by the way, sempat juga ngobrol dengan orang demak. Mereka sepasang Pasutri dan seorang anak kecil umur sekitar 6 tahun.
Yang jadi masalah, kirain gue bakal di kasih tuh jeruk. hahaha. Ngarep banget. Tahu gak sih, perjalanan jauh Solo - bawen tanpa makan dan minum. Harus berdiri pula. Tapi, It is Okay. Bercanda saja ngarep Jeruknya. lagipula gak kenal juga. Hehehe. Dia baik, Calon dokter itu.
Ita orangnya terbuka, tapi masih mampu menjaga hal-hal yang di anggapnya privacy. Dia cerita tentang ayahnya yang seorang Tentara. Saudaranya yang kerja di bidang kesehatan. Ada yang di Bandung dan di Jambi. Cerita juga tentang temannya yang di UMY belum kelar kuliah S1 kedokteran karena dipersulit dosennya. Saya bilang, "Semangati dia temanmu, jangan tanyakan skripsinya tapi semangati saja" kenapa ? karena saya tahu rasanya itu. Dia juga cerita sepupunya yang kuliah Ekonomi. Pokoknya Perjalanan dengan Bus posisi berdiri jadi gak terasa melelahkan kalau seperti itu. hehehe
Oh ya, hampir saja saya dapat no HP nya. Kalau saja sudi membantu angakatin barang bawaannya. Hampir loh. Tapi saya malu. hehehe. Ada tetangga di situ. Pasti bakal bawel di kampung.
someday maybe i meet her again :) I will
cerita selanjutnya, saya ke ambarawa ya. Saya membawa titipan tante untuk putranya, Si Ari. Kita skip saja cerita saat saya di Rumah Budhe Tin.
Ketemu pak Giyono, dari brongkol ambarawa. Desanya banyak duren katanya. Boleh kesana lain waktu. hihihi. Teman perjalanan yang mengasikan. Mulai naik angkot dari ambarawa ke Ungaran lalu naik angkot lagi ke Sukun. Gapapalah naik yang ekonomi asal bisa duduk. Lagipula, malam cuaca tidak begitu panas.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas komentarnya. Seumpama berbicara, saya merasa dihargai karena telah dengarkan. Semoga post ini bermanfaat bagi semua.