04 October 2012

Nama yang Kedua

Aku pernah menyentuhnya dimasa lalu. Lembut usapan telapak tangannya sungguh tak terlupakan. Bilamana kupaksakan untuk melupakan sosok itu, maka semakin kuat kesannya melekat di kepala.

Aku berlari mengejarnya hingga ke Tembok Berlin.
Tak ku sangka ia telah beranjak pergi entah kemana.
Tak kudapati ia disana, hanya ada sebuah tembok besar
Menjegalku, seolah mengatakan, "Dik, terus kejarlah daku !".

Gelora yang kugenggam mulai padam.
Perasaan hampa bak kabut menyelimuti.
Aku terdiam, dan tetap melangkah.
Perlahan mengarah padanya.
Tetap kuseret langkah kearahnya.
Yang Kedua.

Sekian lama sudah kami tak bertemu.
Sejak tahun 2010 silam.
Pertemuan singkat pernah terjadi tahun ini.
Sangat singkat. Aku mati gaya.
Rasa ini menyiksa hingga kuabaikan
Aku berdalih ini malah mengasikkan.

Oh manusia insan yang Sempurna.
Kapankah kau sanggup menatap langit.



No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas komentarnya. Seumpama berbicara, saya merasa dihargai karena telah dengarkan. Semoga post ini bermanfaat bagi semua.

Followers