16 March 2012

Telat Lagi (Upss)

Pengamalan pribadi ketika kuliah Manajemen Laktasi. Berangkat kuliah agak siang dan akhirnya datang telat. Saya tetap PeDhe mengetuk pintu dan memasuki ruang kuliah. Sesuai adab orang timur, tak lupa saya meminta ijin kepada Sang Dosen. Berikut ini percakapan kami.

Saya : "Maaf Bu, Saya datang telat. Mohon ijin mengikuti kuliah"
Dosen : "Iya mas ga apa-apa, siapa namanya mas? "
Saya : "Saya Ikhwal, Bu"
Dosen : "Ikhwan ?"
Saya : "Ikhwal, Bu"
Dosen : "Apa, Ikhwan ?"

Wah mulai nih, ada firasat buruk datang. hem.. apa ya kira-kira. Saya juga tidak tahu kala itu.

Saya : "IkhwaL"
Dosen : "Ikhwal ?"
Saya : "Iya Bu, saya Ikhwal"
Dosen : "Maklum sudah tua, jadi kuping sudah uzur"

Sekelas pun tertawa. hahahaha

Kemudian kuliah berjalan dengan damai layaknya rutinitas biasanya. Tiba-Tiba waktu Jeda ada sebuah sirine berbunyi nyaring.

Dosen : "Berdasarkan konsensus pertemuan yang terdahulu. Konsesus yang telah disepakati. Mahasiswa yang telat harus maju kedepan untuk menghibur dengan membaca puisi atau menyanyi."

Mak Jleb, benar firasatku. Asem Kecut. Saya tadi datang telat. Wah bakal dapat jatah nih.

Singkat cerita, ada 5 tersangka pada hari itu. Mereka terdiri dari 2 cowok dan 3 cewek. Pertama 1 orang cowok maju baca puisi yang gayanya ambigu. Dia selesai lalu giliran saya membaca puisi. Saya mendeklamasikan puisi dengan sepenuh jiwa loh. Camkan itu. hahaha

Setelah itu, 2 cewek maju. Mereka ingin membaca puisi juga. Sayang sekali, stok puisinya sudah habis. Kasihan deh lu. wkwkwk. Mereka tipe pemalu loh. Tampil kedepan harus berdua, itu pun belum cukup. Mereka pun di dampingi artis internasional langsung dari PNG (Papua New Guinea). Bernyanyilah mereka dengan syahdu dan masih malu-malu. Alhasil, penampilan mereka tidak diakui oleh Sang Dosen. Wuihhh Dosen saya berselera tinggi kaya monas.

Dosen : "Kalian masih punya Utang loh sama Ibu, Pertemuan depan harus menyanyi lagi"

Wah kasihan teman saya itu, padahal sudah saya support dengan sekuntum bunga Palsu yang Hand Made. Saya yakin mereka (teman saya) tidak akan datang telat lagi untuk pertemuan selanjutnya. Termasuk saya, pasti sangat malu bila harus menerima hukuman seperti itu di depan kelas.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas komentarnya. Seumpama berbicara, saya merasa dihargai karena telah dengarkan. Semoga post ini bermanfaat bagi semua.

Followers