06 August 2014

Merindumu

Aku tak pernah menyebut namanya dalam doa, tapi namanya, wajahnya, bayangan tubuhnya senantiasa gentayangan di dalam kepalaku...
Penyakit ini bak virus yg sangat mematikan jiwa, menjumpaiku hingga tengah malam, membuat mata enggan terpejam. Apalagi jikalau bukan KEGALAUAN.
Kemarin tidak seperti ini, semuanya serba dibawah kontrol. Bermula ketika saling sapa tanya kabar. Percakapan itu merasuk kalbu, menempel sepanjang hari dan kini menghadirkan rasa yang tak diundang.

Rindu. Rindu. Rindu.
Sungguh mati, orang itu nyaris membuatku gila malam ini. Oh Tuhan, aku hanya ingin tidur nyenyak, Tidur tempo, bangun tempo, tahajud, sahur dan puasa. Kepada siapa lagi, hamba memohon jika bukan padamu Ya Rahman...
Ya Rabb, berilah hamba rezeki yang halal lagi banyak, dekatkan jodoh hamba, berilah pendamping yang sholehah. Mudahkanlah urusan hamba ya Rabb.

Astagfirullahaladzim...
Hih bikin gregetan. :)

Mari kita bahas Kegalauan dari Prespektif yang lain. Seperti datangnya Malaikat Pencabut Nyawa, kegalauan pun tak dapat diprediksi kedatangannya. Maaf jika analoginya terlalu menyeramkan. (Sengaja, biar kita ingat mati :p ). Kalau umur Anda sudah menginjak kepala dua (saat ini admin 23 sih) berarti bertubi-tubi sudah merasakan yang namanya penyakit galau.

Galau adalah ujian dari Tuhan
Semakin dewasakah Anda ketika rasa kangen itu datang? Disitu Anda sedang diuji bagaimana cara menyikapinya. Cara terbaik tentu saja melalui kegiatan positif yang produktif. Misalnya ? Ambil sabit atau parang silahkan bersihkan gulma di ladang. Jika Anda Polisi? Asah saja skill menembak Anda. Uphss...

Galau layaknya pedang bermata dua
Jelas sekali ada dua potensi besar yang dimiliki seorang yang sedang galau. Potensi plus dan potensi minus. Maksudnya adalah, jika kegalauan itu menjurus kepada hal-hal perbuatan nista / dosa. Hal itu patut di sesali dan jangan pernah diulangi. Apalagi bagi para galauers berpengalaman. Ingat semakin tua maka semakin berpengalaman loh. Sebaiknya kalau galau, dekatkan diri pada Tuhan. Minta sama Dia, biar galaumu cepat berlalu.

*iklan : Kok tiba-tiba perasaan saya jadi enakan ya. Alhamdulilah gak perlu ke Klinik Tong Fangs

Galau juga adalah Anugerah
Kenapa saya sebut begitu? Jawabananya adalah....... (wani piro?)

Galau hanya menghampiri jiwa-jiwa orang yang terpilih. Tanpa memandang kasta ataupun latar belakang pendidikan. Ibaratnya, gak semua orang bisa ngerasain galau bro. Perasaan mu berkecamuk, campur aduk, mendem kangen kebablasan. Gregetan. dan bla bla bla. Saya bilang, galau membuat hidupmu anti flat. Ada dinamika tercipta, kau rasa dan seharusnya kau makin dewasa.

Kalau kata Om Mario Teguh, Pribadi dewasa itu pasti mengalami beberapa macam kegalauan. So, santai sajalah. Tak kan lari gunung dikejar, Tak akan habis waktu tuk belajar. Saran saya, silahkan galau, curahkan galaumu kepada Tuhanmu hingga kau temukan sosok pendamping yang mau menjadi penadah untuk berbagi galau. Kamu, Tuhan, dan Dia. Semoga kalian berdua dirahmati Allah SWT. Amin.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas komentarnya. Seumpama berbicara, saya merasa dihargai karena telah dengarkan. Semoga post ini bermanfaat bagi semua.

Followers