Good Moon

Dia seseorang yang selalu terlihat anggun. Sosoknya bukan penyanyi namun suaranya sangat merdu ditelingaku. Kata kakak, "Dia cantik dan manis". Malam ini, kami bercerita tentang pintu hati, tentang penantian, kepedulian, dan jus alpukat hingga hampir fajar. Only God Knows, selogan andalan kami. Ini adalah cerita unik yang melebihi cerita percintaan dan persahabatan.

Kami tidak berpacaran, bukan bersaudara, Bukan TTM, Bukan apapun yang saya, dia, anda atau mereka pikirkan. Kami pun tak dapat mendefinisikan ikatan ini. I always think of her. She send sms me everyday. Kami saling mendoakan, menyemangati, berbagi seseuatu bahkan waktu. Keep positive thinking. Keep smiling. Entah, sampai kapan hal ini berlanjut. Kenyataannya, sudah berlangsung SATU semester. Waktu sungguh terasa cepat berlalu.

Tulisan ini sengaja saya tulis untuk dia (someone special) yang selalu "mengganggu" isi kepalaku. Sempurna momentnya dengan Background song "My Love" kepunyaan Westlife. Suasana hening, teringat jelas cerita-cerita indah saat bersama. Senyumnya yang biasa, canda tawanya yang manja. Semuanya itu mampu membuat mata ini sulit terpejam dan memaksa membentuk simpul senyum di bibir. Saya katakan lagi, ini perkara rumit yang tidak mungkin ditemukan rumus matematisnya. Soal perasaan, bukan kuasa manusia (Sang, 2011).

Pemerintah boleh menaikkan BBM setahun 3 kali, tapi jangan rubah perasaan ini hingga beberapa tahun kedepan (harapan). Saya merasa merdeka dapat menyeru namanya walau tanpa suara. Seperti cahaya bulan yang selalu menenangkan begitulah arti hadirnya. Saya menyukainya, walau dia masih malu mengakui besar tebaran pesonanya selama ini. Akhir kalimat, siapapun nanti pendamping hidupnya pasti dapat garansi 100 tahun tanpa kecewa.