Bagian I Pendahuluan
Keberhasilan usaha ternak potong
dapat diraih melalui penerapan manajemen yang tepat dalam proses praproduksi
hingga pascaproduksi. Manajemen erat kaitannya dengan tujuan usaha dalam hal
pencapaian profit yang setinggi-tingginya tanpa mengabaikan faktor-faktor yang
mengikutinya. Faktor tersebut diantaranya adalah kesejahteraan hewan,
kelestarian lingkungan, dan ketenagakerjaan.
Usaha ternak potong diklasifikasikan
menjadi 2 bidang utama, yakni pembibitan (breeding) dan penggemukan
(fattening). Dalam penyajian kali ini, penulis hanya akan menyoroti persoalan
fattening yang meliputi pemilihan bakalan dan sistem penggemukannya.
Bagian II Pembahasan
A. Pemilihan
Sapi Bakalan
Usaha penggemukan sapi potong
biasanya membutuhkan sapi jantan sebagai bakalan. Alasannya, sapi jantan
memiliki pertambahan berat badan harian lebih tinggi dari sapi betina (Abidin,
2008). Selain itu, terdapat ketetapan yang melarang pemotongan sapi betina
produktif.
Bakalan yang dipilih hendaknya
berasal dari keturunan dengan produktivitas tinggi sehingga pada akhir
penggemukan akan menghasilkan bobot dewasa yang tinggi. Pemilihan bakalan
sebaiknya memperhatikan daya adaptasi jenis sapi dengan lingkungan
pemeliharaan. Lingkungan yang tidak sesuai dengan syarat hidup akan memunculkan
stress dan menghambat proses penggemukan.
Faktanya, pemilihan bakalan yang
tidak gemuk atau kurus bukanlah suatu masalah asalalkan ternak tersebut sehat.
Bakalan yang kurus akan berharga murah dan diharapkan memperlihatkan pertumbuhan
kompensasi. Lebih lanjut Riyanto dan Purbowati (2010) menjelaskan, pertumbuhan
kompensasi menunjukkan konversi pakannya rendah sehingga menekan biaya pakan
serta meningkatkan keuntungan.
Sapi, seperti hewan lainnya memiliki
fase-fase pertumbuhan dalam hidupnya. Sapi bakalan yang baik untuk digemukkan
berkisar umur 2-2,5 tahun. Umur kisaran tersebut masih dalam fase pertumbuhan
otot / daging dengan laju pertumbuhan yang optimal. Abidin (2008) menjelaskan
bahwa pertumbuhan jaringan otot mencapai puncaknya pada umur 2-2,5 tahun.
B. Dry
Lot Fattening
Penggemukan sistem ini menempatkan
sapi di dalam kandang sepanjang waktu tanpa dipekerjakan. Sapi diberi pakan
konsentrat dan hijauan dengan porsi konsentrat lebih besar daripada hijuan.
Perbandingan hijauan : konsentrat berkisar antara 40 : 60 sampai dengan 20 : 80
(Riyanto dan Purbowati, 2010). Saat ini, sistem dry lot fattening tidak hanya
memberikan jagung seperti pada awal penerapannya, tetapi sudah merupakan
campuran konsentrat berbagai bahan pakan berprotein tinggi.
Sistem penggemukan dry lot fattening
memiliki beberapa kesamaan dengan sistem kereman di Indonesia. Sistem kereman
menggemukkan sapi dengan cara mengandangkan sapi secara terus-menerus selama
beberapa bulan dan sapi diberi konsentrat dan hijauan didalam kandang
sederhana. Konsentrat yang digunakan hanya berupa satu jenis pakan seperti
dedak padi atau ampas tahu (Abidin, 2008).
C. Pastura
Fattening
Sistem ini menggembalakan sapi di
padang rumput sepanjang hari. Sapi dikandangkan pada malam hari, saat matahari
sangat terik dan kadang tidak dikandangkan sama sekali. Penerapan sistem ini
sangat cocok diterapkan pada daerah dengan curah hujan merata sepanjang tahun
sehingga ketersediaan hijauan dapat terjamin. Pada masa kemarau, ternak diberi
rumput kering (hay) yang dikumpulkan pada musim hujan.
Keunggulan sistem pasture fattening
yaitu rendahnya biaya pakan, peralatan, dan tenaga kerja. Akantetapi, waktu
penggemukan untuk mencapai bobot badan yang diinginkan lebih lama daripada
sistem dry lot fattening (Riyanto dan Purbowati, 2010).
D.
Inovasi dalam Fattening
Salah satu inovasi yang dapat
diterapkan adalah penggunaan perangsang pertumbuhan (Growth Promoter).
Perangsang pertumbuhan ini dapat meningkatkan laju pertambahan berat badan
harian dengan cara mengefisiensikan pencernaan bahan-bahan pakan yang
dikonsumsi oleh ternak (Abidin, 2008). Penggunaan perangsang pertumbuhan masih
menimbulkan kontroversi di masyarakat terkait perundang-undangan yang berlaku
dan juga efek negative yang dikhawatirkan.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas komentarnya. Seumpama berbicara, saya merasa dihargai karena telah dengarkan. Semoga post ini bermanfaat bagi semua.