Manajemen pakan merupakan komponen penting didalam pemeliharaan ternak. Biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu
mencapai 70-80 %. Keterbatasan pakan menyebabkan daya tampung ternak pada suatu
daerah menurun serta
menyebabkan gangguan produksi dan reproduksi. Solusi permasalahan
tersebut yaitu mendayagunakan limbah pertanian/industri dalam usaha peternakan. Ini tidak menjadi suatu yang
berlebihan mengingat Indonesia merupakan negara agraris. Asalkan kita tahu
secara tepat nilai guna dan daya gunanya serta tahu teknologi yang tepat pula
untuk mengelolanya.
Kendala utama dari pemanfaatan rumput dan atau limbah pertanian antara lain
adalah pengangkutan, karena pada umumnya rumput atau limbah pertanian
membutuhkan tempat yang luas untuk setiap satuan beratnya. Dengan penerapan
teknologi pengolahan pakan seperti pencacahan rumput dan atau limbah pertanian yang
diolah menjadi Roti /Wafer untuk ternak dapat meningkatkan kualitas dan
palatabilitas serta mempermudah pengangkutan.
Wafer merupakan salah satu bentuk pakan
olahan yang dibentuk sedemikian rupa dengan alat kusus, berbahan konsentrat atau hijauan dengan
tujuan untuk mengurangi sifat keambaan pakan. Stevent (1981) dan Coleman and Lawrence
(2000) menjelaskan keuntungan pakan olahan adalah :
- Meningkatkan densitas pakan sehingga mengurangi keambaan,
- Mengurangi tempat penyimpanan,
- Menekan biaya transportasi,
- Memudahkan penanganan dan penyajian pakan,
- Densitas yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi pakan yang tercecer,
- Mencegah “de-mixing” yaitu peruraian kembali komponen penyusun pakan sehingga konsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan standar,
- Memudahkan untuk mengontrol, memonitor, dan mengatur “feed intake” ternak,
- Kandungan nutrient yang konsisten dan terjamin,
- Mengurangi debu dan masalah pernafasan pada ternak.
Coleman and Lawrence (2000)
menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain
adalah:
- Pemberian kepada ternak harus disesuaikan dengan kebutuhan agar ternak tidak mengalami kelebihan berat badan maupun gangguan pencernaan;
- Gudang penyimpanan wafer memerlukan area dan penanganan khusus untuk menghindari kelembaban udara;
- Pengolahan bahan pakan menjadi wafer membutuhkan biaya tambahan yang akan mempengaruhi biaya produksi.
Roti Sapi (Wafer) merupakan salah
satu teknologi pengolahan pakan yang efektif dan diharapkan dapat menjaga
kontinuitas ketersediaan pakan, terutama pada musim kemarau.
II. Bahan-bahan
- Hijauan dan atau limbah pertanian : 40 %
- Leguminosa : 10%
- Konsentrat : 40%
- Bahan perekat : 10%.
Keterangan :
Salah satu contoh konsentrat yang
dapat dipakai terdiri dari :
- Dedak padi (bekatul) : 27,50%
- Jagung giling halus : 52,50%
- Bungkil Kelapa : 18,75%
- Garam dapur : 1,25%
III.
Peralatan yang diperlukan
- Pemotong rumput : sabit, chooper
- Alat Pengepres
- Alat pemanas
- Cetakan dengan ukuran (35x35x1,5) cm
IV.
Cara Pembuatan Roti sapi (wafer)
- Rumput dan limbah pertanian dicacah, dengan ukuran 3-5 cm. Tujuannya untuk mempercepat proses pengeringan serta memudahkan dalam pencampuran dengan bahan perekat.
- Rumput dan limbah pertanian yang sudah dicacah dan leguminosa dikeringkan dibawah sinar matahari (+ 24 jam).
- Leguminosa yang sudah kering kemudian digiling.
- Rumput dan atau limbah pewrtanian yang sudah kering dicampur dengan bahan perekat sampai rata, kemudian ditambahkan leguminosa yang telah digiling dan konsentrat dan diaduk sampai homogeny.
- Campuran yang sudah homogen dimasukkan kedalam cetakan (mall) yang telah dipanaskan untuk dipadatkan.
- Kemudian dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan selama + 24 jam pada suhu kamar.
V. Kualitas roti sapi (Wafer)
tergantung dari bentuk fisik, tekstur, warna, aroma dan kerapatan :
- Bentuk fisik
Roti sapi (Wafer) yang terbentuk padat dan kompak sangat menguntungkan, karena mempermudah dalaam penyimpanan dan penanganan - Tekstur
Tekstur menentukan mudah tidaknya menjadi lunak dan mempertahankan bentuk fisik serta kerenyahan - Warna
Hasil reaksi karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus amino primer menyebabkan roti sapi berwarna coklat. - Aroma
Hasil reaksi maillard mengeluarkan baud an aroma khas karamel - Kerapatan
Semakin tinggi kerapatan nya rotui sapi akan semakin baik, karena pertambahan airnya semakin rendah.
Sumber Tulisan
http://pertanian.slemankab.go.id
http://pondokakikah.blogspot.com
http://teknopakan.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas komentarnya. Seumpama berbicara, saya merasa dihargai karena telah dengarkan. Semoga post ini bermanfaat bagi semua.